Gemapos.ID (Jakarta) – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tidak mau calon presiden atau calon wakil presiden berasal dari organisasi ini pada Pemilu 2024.
Karena, dia menilai PBNU perlu mengembalikan marwah NU sesuai cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia dengan cara memperjuangkan kemaslahatan Indonesia,
“Mari istrahat dulu, mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali polarisasi yang sudah terjadi,” katanya.
Gus Yahya merupakan salah seorang kandidat ketua umum (Ketum) PBNU pada Muktamar NU ke-34 di Lampung, 22-23 Desember 2021. Salah satu alasannya maju sebagai ketua umum PBNU untuk menghidupkan kembali idealisme, visi, dan cita-cita KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
“Ini merupakan momentum sangat tepat untuk menghadirkan kembali Gus Dur,” ucapnya.
Gus Yahya membantah pihak-pihak tertentu memanfaatkan PBNU untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan politik.
“Mari kita gunakan cara berpikir Gus Dur dengan mengutamakan kepentingan bangsa. Beliau tidak pernah peduli dengan kepentingan sendiri atau kelompok,” katanya.
Namun, Gus Yahya mengemukakan tidak berprasangka negatif terhadap berbagai macam kepentingan itu, karena bagi dia hal yang wajar.
“Setiap orang punya kepentingan, tetapi bagaimana saya ajak untuk mengejar kepentingan masing-masing melalui cara untuk membawa maslahat untuk semua orang,” ucapnya.
PBNU perlu mencari cara agar berbagai macam kepentingan itu dapat terlayani dan cita-citakan tercapai dan terlayani dengan baik. Selain itu idealisme, visi, dan cita-cita Gus Dur masih relevan sampai sekarang.
Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 akan berlangsung di Lampung pada 22-23 Desember 2021, Dua kandidat yang diperkirakan berkompetisi yakni Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.
Muktamar NU diperkirakan diikuti sebanyak 2.295 peserta berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), 14 badan otonom (42 orang), dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat.
Selain itu, ditambah pula utusan PBNU dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a’wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang) ditambah jumlah panitia sebanyak 336 orang.